Friday, November 23, 2012
Sahabat yang dimuliakan,
Hakikat sebenarnya, tak ada seorang pun boleh terlepas dari masaalah
kehidupan. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia. Kekayaan, pangkat
dan kedudukan takkan mampu menghalanginya.
Namun, Islam
memberikan penyelesaian terhadap tekanan hidup itu agar jiwa menjadi
tenang. Tak ada istilah stress atau kecewa bagi seorang Mukmin.
Persoalannya Islam telah memberikan penyelesaian untuk menghadapi
tekanan hidup. Berikut adalah langkah-langkah yang boleh dilakukan untuk
mendapat ketenangan jiwa:
1. Membaca dan mendengarkan kitab suci al-Qur'an :
Suatu ketika seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud, salah seorang sahabat
utama Rasulullah s.a.w.. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu Mas’ud, nasihatilah
aku dan berilah ubat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku penuh
dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan fikiranku kusut. Makan
tak lalu, tidur pun tak lena," kata orang tersebut.
Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat :
Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya.
Kedua, engkau pergi ke majlis ilmu yang mengingatkan hatimu kepada Allah.
Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat mengabdikan diri kepada Allah.
Nasihat sahabat Nabi itu segera dilaksanakan orang tersebut. Sampai
saja di rumah, segera ia berwudhu kemudian diambilnya al-Qur'an dan
dibacanya dengan khusyuk. Selesai membaca, ia segera dapati hatinya
memperoleh ketenteraman, dan jiwanya pun tenang. Fikirannya segar
kembali, hidupnya terasa seronok kembali. Padahal, ia baru melaksanakan
satu dari tiga nasihat yang disampaikan sahabat Rasulullah s.a.w
tersebut.
2. Menyayangi orang miskin :
Rasulullah s.a.w
memerintahkan kepada Muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan
perhatian kepada orang miskin. Ternyata, sikap dermawan itu boleh
mendatangkan ketenangan jiwa. Mengapa? Dalam sebuah hadis dijelaskan
bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan:
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :“Setiap pagi hari dua Malaikat
senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan do'a: '
Ya Allah! Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat
yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang kedekut
itu kebinasaan."
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa
orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan
ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua,
mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan belas kasihan dari Allah s.w.t.
3. Melihat orang yang di bawah, jangan lihat orang di atas :
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa bersyukur atas
segala pemberian Allah s.w.t, meskipun nampak sedikit. Rasa syukur itu
akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih rendah
taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, tahap
kesihatan, rupa paras, pekerjaan dan pendidikannya. Betapa ramai di
dunia ini orang yang kurang bernasib baik. Rasa syukur itu selain
mendatangkan ketenangan jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah
s.w.t.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Siapa
yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan
bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri
manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah. Memperkatakan nikmat
Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah kufur. Berjemaah
itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang azab."
(Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)
4. Menjaga perhubungan silaturahim :
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan perhubungan sesama
manusia, untuk bantu membantu sesama mereka. Berbagai keperluan hidup
tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh itu, di dalam
hadis Rasulullah s.a.w diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan
silaturahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda bahwa silaturahmi dapat
memanjangkan umur dan memurahkan rezeki . Hubungan yang baik di dalam
keluarga, maupun dengan jiran tetangga akan mendatangkan ketenangan,
kedamaian dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan
berbagai masaalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Rasulullah s.a.w.
bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku
jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahim (menjalinkan
hubungan baik) nescaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya
rezeki, ditambah umurnya dan Allah s.w.t. memasukkan ke dalam
Syurga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)
5. Banyak mengucapkan kalimah "la hawla wa la quwwata illa billah." dan berzikir kepada Allah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki adalah bersumberkan dari Allah
s.w.t. Oleh itu hendaklah kita selalu menghubungkan hati dengan Allah
s.w.t. dalam semua keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Banyakkanlah berzikir dan membaca kalimah-kalimah Allah. Perhubungan
yang kuat dengan Allah s.w.t. akan membuat jiwa seseorang menjadi kuat,
tak mudah diganggu gugat oleh sesiapa pun, apabila hati sentiasa
mengingati Allah maka syaitan laknatullah tidak akan dapat mempengaruhi
hati dan fikiran kita.
6. Mengatakan kebenaran walaupun ianya pahit didengar :
Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan kebenaran.
Kebenaran harus diperjuangan. Pelanggaran terhadap kebenaran akan
mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita
tidak melanggar nilai-nilai kebenaran. Sebaliknya, pelanggaran terhadap
kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja
orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan.
7. Sentiasa berlapang dada terhadap kecaman orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar kerana Allah :
Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang adalah
kerena selalu mengambil perhatian kecaman orang lain terhadap dirinya.
Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang
kepada prinsip-prinsip yang datang dari Allah s.w.t. iaitu Islam sebagai
cara hidup. Sekiranya kita ikuti apa yang berlaku di dunia sekarang
ini, ianya akan menganggu ketenagan jiwa kita.
8. Tidak meminta-minta kepada orang lain :
"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di bawah" adalah
hadis Rasulullah s.a.w yang memotivasi setiap mukmin untuk hidup
berdikari. Tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana
jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan.
Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang
lemah. Hal ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.
9. Menjauhkan diri dari berhutang :
Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w dengan tegas mengatakan yang
bermaksud : “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan
keamanan!”
(Para sahabat) bertanya:" Bagaimana boleh terjadi seperti itu!"
Sabdanya :" Kerana hutang.”
Begitulah kenyataanya. Orang yang berhutang akan senantiasa bimbang dan
risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang
kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami
tekanan jiwa. Rasulullah s.a.w juga mengatakan dalam hadisnya yang
bermaksud : “Hendaklah kamu jauhi hutang, kerena hutang itu menjadi
beban fikiran di malam hari dan rasa rendah diri di siang hari."
10. Selalu berfikiran positif :
Mengapa seseorang mudah stress dan jiwa tak tenang? Salah satu
faktornya kerena ia selalu berfikiran negatif. Selalu mencela dan
menyesali kekurangan diri. Padahal, setiap kita diberikan oleh Allah
s.w.t. berbagai kelebihan. Ubahlah fikiran negatif itu menjadi positif.
Ubahlah perasaan keluh kesah yang membuat muka berkerut, lemah badan dan
kecewa dengan ucapan yang mengembirakan. Ucapan yang mengembirakan akan
membuat kita mudah tersenyum, jiwa menjadi lebih bersemangat. Bukankah
di balik kesulitan dan kegagalan ada hikmah yang boleh jadi pelajaran?
Dan bukankah disebalik kesulitan ada kemudahan?
0 Komentar untuk "Langkah Langkah Untuk Menggapai Ketenangan Jiwa"